Medan ternyata tak hanya punya sirup markisa atau bolu gulung sebagai oleh-oleh. Masih banyak lagi hidangan lezat yang bisa dinikmati di sini. Coba saja bebek kumango yang gurih dan tak pernah sepi pembeli. Ingin yang segar-segar? Ada es gantino dan rujak kolam. Untuk oleh¬oleh pun ada manisan jambu sebagai alternatif. Nah, makin banyak pilihan di Medan, kan?
Bihun Bebek Kumango
Bihun ini sangat terkenal di Medan. Pengunjungnya ramai bukan main. Sejak kedai dibuka pada pukul 6 pagi , pengunjung tak henti berdatangan hingga pukul 12 siang. Jadi Anda harus maklum jika pesanan agak lama datangnya. Untuk memperoleh kursi pun mesti antre. Maka tak sedikit dari , pembeli yang langsung meminta dibungkus untuk dibawa pulang Hidangan ini berisi bihun yang dimasak sebentar saja, hingga masih kenyal. Kemudian diberi saus khusus, sawi dan ditaburi potongan daging bebek yang cukup banyak. Dagingnya begitu empuk karena , direbus cukup lama. Lalu ditaburi bawang putih goreng dalam jumlah banyak.
Rasa bawang putihnya memang dominan. Lalu disajikan dengan semangkuk kuah yang gurih sekali. Walaupun sudah ditaburi bawang putih, Anda masih nendapat semangkuk lagi bawang putih goreng. Soalnya banyak yang suka gurihnya bawang putih goreng ini, jelas Bpk. Simin (40), pemilik kedai ini. Jika suka, Anda bisa ditambahkan hati, ampela, dan telur ayam di dalam kuahnya. Sebagai pelengkap, tersedia garam, sambal, acar cabai hijau, merica, dan kecap asin.
Kedai mungil ini berkapasitas 30 pengunjung. Simin mengaku me-neruskan usaha dari ayahnya, Bpk. Cokroaminoto yang sudah berjalan 40 tahun. Dalam sehari, is bisa menghabiskan 30 ekor bebek. Meski demikian, sebaiknya datanglah agak pagi jika hendak mencicipinya. Biasanya pada pukul 11 siang semua hidangan sudah ludes. Letak kedainya di JI. Kumango no. 15. Telp (061) 4512517.
Sate Memeng
Soal sate, nama “Memeng” yang paling kondang di Medan. Sate yang sudah dijual sejak tahun 1945 ini memang enak. Pasalnya, sate direndam dulu dengan bumbu khusus. Dagingnya lembut dan gurih. Pilihannya ada sapi, kambing, dan ayam. Sedangkan jenisnya ada daging, ati, paru, hingga sate lilit (usus). Sate Memeng disajikan dengan saus kacang. Bedanya, saus kacang ala Memeng agak lebih cair. Lebih mirip kuah kacang. Orang Medan lebih suka kuah seperti ini ketimbang yang kental,” jelas Bpk. Zulkarnain (54), pemilik usaha ini.
Zulkarnain sendiri melanjutkan usaha dari ayahnya, (alm) Bpk. H. Muhammad Saimin, yang dirintis sejak tahun 1945. Konon nama sate ini lahir dari nama Saimin yang kerap disapa Memeng oleh para pelanggannya. Rupanya nama sapaan ini menjadi hoki. “Soalnya cukup banyak pejabat dan artis sering mampir ke sini,” imbuh Zul, sapaan akrabnya.
Sate disajikan bersama lontong. Namun di kedai ini, sate juga bisa disajikan dengan mi. Ya, kedai ini juga menjual mi kocok. Para pelanggan kerap meminta pesanan mi dicampur bumbu sate. Jadilah hidangan mi sate. Rasanya juga tak kalah enak, lo.
Kedai ini buka setiap hari dari pukul 6 sore hingga 01.30 dini hari. Lokasinya di JI. Irian Barat no. 1. Telp (061) 7362066. Soal daging, sate ini hanya menggunakan paha belakang. “Soalnya bagian inilah yang paling enak dibuat sate,” tandas Zul.
RM Cahaya Baru
Di Medan, kawasan JI. Teuku Cik Ditiro kerap disebut kampung Keling. Wilayah ini merupakan tempat tinggal komunitas keturunan India di Medan. Tentu saja daerah ini punya banyak resto yang menyediakan aneka menu khas India. Salah satunya RM Cahaya Baru. Di rumah makan ini kita bisa mencicipi aneka hidangan india yang unik. Selain nasi briyani, juga tersedia aneka variannya seperti patialla, misalnya yakni olahan nasi briyani yang disajikan di atas telur dadar dan ditambahkan kari ayam. Lalu di pucuknya, diberi hiasan dari telur rebus dan taburan daun ketumbar. Bumbu rempahnya kuat. “Rasanya gurih dan menimbulkan rasa hangat di badan,” ujar Ny. Malini (25), pengelola rumah makan ini.
Sebagai pembuka, coba cicipi Mix Pahoras. lsinya terdiri dari paprika hijau, kentang, bunga kol dan bawang bombay yang digoreng tepung. Sebagai camilan, tersedia juga bondas. Ini sejenis perkedel kentang dengan bumbu khas India.
Ada juga yang lebih unik bernama Pallah Pamer. lni olahan berbahan dasar bayam yang dihaluskan seperti bubur dan dibumbui dengan bawang putih yang cukup kuat. Lalu dimasak dengan sejenis tahu yang dibuat dari susu. Rasanya begitu lembut dan gurih sekali. Cocok disantap dengan roti tandoori khas india.
Kedai berkapasitas 100 pengunjung ini buka setiap hari dari pukul 9 pagi sampai 10 malam. Walaupun udara Medan menyengat, tak usah khawatir karena rumah makan ini full AC. Selain itu RM Cahaya Baru menyediakan masakan ala vegetarian dan non vegetarian. “Khusus non vegetarian kami hanya menggunakan daging ayam atau kambing,” imbuh Malini. ntuk mencicipinya, datang saja ke JI. Teuku Cik Ditiro no. 12/16. Telp (061) 4530962.
Manisan Gang Pasir
Selain bolu gulung, manisan buah juga menjadi buah tangan khas jika pergi ke kota Medan. Yang paling kondang tentu manisan jambu biji. Ukuran jambunya lumayan jumbo. Tempat belanja manisan yang paling laris tentu milik A Hai yang sudah dijual sejak tahun 80-an ini. Manisan jambu bisa dibuat dengan cepat. “Sekitar 15 menit bisa langsung siap dan dapat dijual,” jelas A Hai, pemilik usaha ini.
Sudah sejaktahun 80-an dibantu istrinya, Ny. Yenny, membuat manisan ini. jambunya didatangkan dari daerah Brastagi;penghasil buah terbaik di Sumatera Utara. Sedangkan manisan lain prosesnya cukup lama. Bisa memakan waktu hingga 1 minggu sampai dapat dikonsumsi. “Soalnya dibutuhkan proses fermentasi hingga buah menjadi manisan yang enak,” imbuh Yenny.
Jenis buahnya cukup beragam. Ada pepaya, kedondong mini, jeruk kasturi hingga mangga samosir (mangga berukuran kecil-kecil). Harganya dipatok antara Rp 15 – 50 ribu per kilogram. Kedai sekaligus rumah ini lumayan ramai dikunjungi pembeli sejak pagi sampai sore. Jika ingin praktis, Anda bisa memesan dulu melalui telepon sehingga sudah dibungkus dengan rapi. Terutama bagi kita yang hendak membawanya sebagai oleh-oleh. Lokasinya terletak di JI S. Parman, Gang pasir no. 65. Telp (061) 4149114.
Kwetiauw Kerang
Biasanya, kita menyantap kwetiauw dengan campuran seafood atau sapi. Nah, di Medan ada spesialis kwetiauw yang dimasak dengan kerang. Rasa kerangnya sangat alami dan segar. jenisnya disebut kerang batu. Kerang ini didatangkan khusus dari daerah sungai Brombang, di daerah Asahan. “Itu kampung saya waktu masih kecil,” jelas Ny. Cien Cien (42), pemilik rumah makan.
Hidangan ini sudah dijual sejak tahun 1973. Perintisnya adalah sang ibunda, Ny. Njo Nja. Kwetiauw dimasak dengan taoge panjang, sawi, udang, telur dan tentu saja kerang. Kerangnya tidak diolah terlebih dulu, melainkan langsung dimasak dari kondisi mentah. Kerang ini begitu lembut dan segar. Seporsi menu ini harganya Rp 15 ribu. Dalam sehari, biasanya dibutuhkan hingga 30 kilogram kerang batu untuk 4 kedai miliknya.
Selain kwetiauw spesial, kedai ini juga menyediakan aneka menu lain seperti mi kangkung belacan, kwetiauw vegetarian, bihun goreng, dan nasi goreng. Kedai kwetiauw kerang buka setiap hari dari pukul 7 pagi sampai 12 siang, lalu tutup. Kemudian buka kembali pukul 5 sore hingga 12 malam. Lokasi pusatnya ada di 40 JI. S Parman no. 22. Telp (061) 4143767.
Bakso Lembu Amat
Bakso ini paling kondang di M Medan. Peminatnya nyaris selalu memenuhi kedai yang sebenarnya sudah cukup besar dengan kapasitas pengunjung 100 orang. Lahan parkirnya pun selalu dipenuhi kendaraan. Maklum saja, hidangan ini sudah hampir 30 tahun ada di Medan. Jadi wajar saja jika jadi favorit. Selain sudah lama, rasa baksonya mantap. “Awalnya, bakso ini bahkan sudah dirintis sejak tahun 1969 di Wonogiri,” jelas Bpk. Amat Suyatno. (56), pemilik usaha ini.
Pada tahun 1978, Amat pun hijrah ke Medan untuk melebarkan usaha keluarganya itu.
Orang Medan menyebut hidangan ini bakso lembu. Ya, sapi disebut lembu di Medan. Seporsi dijual Rp 8 ribu. Berisi bakso yang gurih dengan pilihan mi atau bihun. Di • atasnya, diberi irisan babat dan usus yang gurih dan empuk.
Sebagai teman makan, ada bakso goreng. Ini adalah bakso yang digoreng dalam balutan tepung, lalu ditusuk seperti sate. Gurih dan renyah. Setusuk harganya Rp 1.000. Penggemarnya banyak sekali. Bahkan tak jarang yang membungkus untuk camilan. “Bakso goreng ini saya ciptakan sejak tahun 2006 lalu,” imbuhnya.
Selain itu, tersedia juga sate kerang yang bercita rasa pedas. Khusus untuk kebutuhan bakso, Amat biasanya menyembelih sendiri 1 – 2 ekor sapi per hari. Bahkan saus tomatnya pun dibuat sendiri agar terjamin kualitasnya.
Kedai ini buka setiap hari dari pukul 12 siang sampai 10 malam. Kecuali hari Jumat, kedai ini tutup. Lokasinya di JI. Ir. H Juanda Baru no. 112. Telp (061) 4572275.
Es Gantino. baru
Medan memang panas. Obatnya tentu yang segar-segar. Cobalah es gantino. Es ini sudah dijual sejak tahun 1957. Yang jadi favorit adalah es johor. Isinya berupa pepaya, agar-agar, buah leci, nanas, anggur, kolang-kaling, es serut, susu kental manis, dan susu bubuk cokelat. Kenapa namanya es johor? Soalnya waktuitu semua bahan es ini masih diimpor dari Johor, Malaysia,” kenang Bpk. H.Syahrul (7 1), pemilik usaha ini.
Selain itu, kedai ini juga menyediakan sejumlah es, antara lain seperti es tebak (sejenis cendol), es teler, es pokat, hingga es shanghai. Isi es tebak hampir sama dengan es johor. Bedanya, agar-agar diganti dengan tebak. Di dalam es juga ada tambahan roti dan delima. Sedangkan es shanghai berisi delima, agar-agar, buah kale.ng, dan mangga kuini. Rasanya segar dan cukup mengenyangkan. Maklum saja, porsinya memang cukup besar. Semua es ini dijual dengan harga antara Rp 7 – 8 ribu per porsi
Selain aneka es, kedai ini juga menyediakan santapan. Pilihannya ada sate padang dan soto padang. Maklumlah, Syahrul memang asli kota Rendang itu. Untuk mencicipinya, datang saja ke JI. Sisingamangaraja no.. 63. Telp (061) 7845307. Buka setiap hari dari pukul 9 pagi hingga 12 malam. Ada sekitar 50 kursi yang bisa Anda tempati.
Rujak Kolam Raya
Ingin makan .rujak segar? Sebagian besar orang Medan pasti menuju ke sini. Lokasinya di JI. Mahkamah, tepat di seberang Masjid raya. Disini ada 6 orang penjual rujak. Salah satunya yang sudah sangat lama berjualan adalah Bpk. Asrifsyah (52). Ada beberapa langkah membuat rujak ini. Pertama, kacang goreng dihaluskan sebagai bahan dasar bumbu. Kacang dihaluskan dengan beberapa potong pisang batu yang masih muda. Kono.n, pisang batu ini bisa meredam rasa pedas sehingga penikmat tak sakit perut. Lalu berturut-turut cabai rawit, terasi dan gula merah dihaluskan. Sambil diguyur air asam. Kemudian aneka buah yang sudah dipotong diaduk-aduk bersama bumbu di atas cobek yang cukup besar. Enak sekali. Anda bisa pilih dulu berapa jumlah cabai yang diinginkan untuk menentukan tingkat kepedasannya.
Isi buahnya pun cukup dicampur dengan saus sambal atau dipisah. Lalu di bagian atas rujak ditambahkan taburan kacangtanah goreng. “Beginilah khasnya rujak kolam di sini,” imbuh Buyung. seporsi rujak dipatok seharga Rp 8 ribu. Rujak yang dijual dalam kedai-kedai tenda ini buka setiap hari sejak pukul 9 pagi hingga 10 malam.(resep)